TEMPO.CO, Jakarta – Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan kelahiran Yesus Natal. Sebagai agama terbesar kedua di Indonesia, umat Kristiani di tanah air menjalankan berbagai tradisi keagamaan daerah untuk merayakan acara keagamaan tersebut.
Simak delapan tradisi Natal di Indonesia berikut ini:
1. Kunci Taon di Manada
Kebanyakan umat Kristiani di Manado merayakan Natal sepanjang bulan Desember dengan satu tradisi penting, Kunci Taon. Tradisi ini merupakan acara terakhir dari perayaan Natal kota yang berlangsung pada minggu pertama bulan Januari. Selama Kunci Taon, komunitas di Manado akan berparade keliling kota dengan kostum unik.
Sebelum perayaan Kunci Taon, masyarakat akan mengunjungi makam orang yang mereka cintai dan makan bersama sebelum Tahun Baru. Kemudian kuburan dipoles dan terkadang dihias dengan lampu hias.
2. Gereja Penjor di Bali
Umat Kristiani di Bali kerap mengenakan pakaian adat berwarna hitam putih untuk merayakan Natal. Selain itu, gereja-gereja Bali akan dihias dengan batang bambu dengan daun lontar kering selama upacara. penjorsehingga tradisi Natal di Bali dikenal juga dengan tradisi Gereja Penjor.
3. Wayang Kulit di Yogyakarta
Masyarakat Yogyakarta merayakan Natal dengan merayakan kelahiran Yesus wayang kulit, sebuah bentuk wayang kulit tradisional dari Kabupaten. Para penggembala juga akan mengenakan kostum tradisional Yogyakarta seperti blangkon A beskap memberikan perayaan itu sentuhan tradisional.
4. Bulan Desember yang Indah di Toraja
Desember Indah merupakan festival budaya yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Toraja untuk merayakan Natal. Puncak dari festival ini adalah parade yang disebut Latvia pada tanggal 26 Desember. Festival ini menawarkan karnaval, pertunjukan seni, acara budaya, pameran kuliner dan kerajinan, bahkan kompetisi kerbau.
5. Rabo-rabo di Jakarta
Salah satu tradisi Natal yang unik di Jakarta adalah yang disebut Kerja kerja, yang diadakan di Kampung Tugu atau Kampung Tugu, tempat warga keturunan Portugis sering tinggal di Jakarta. Usai Misa Kudus, warga Desa Tugu berziarah ke makam dan kemudian perayaan pun dimulai. Tradisi Rabo-rabo antara lain keroncong pertunjukan musik, menari dan mengunjungi teman dan keluarga.
Puncak acara Rabo-rabo disebut ‘mandi-mandi’ dimana masyarakat berkumpul dan saling mengolesi wajah dengan bedak putih.
6. Meriam bambu di Flores
Meriam bambu awalnya digunakan di Flores untuk mengumumkan kematian seseorang karena terbatasnya pilihan transportasi. Saat ini, meriam bambu digunakan untuk mengungkapkan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.
Orang-orang di seluruh pulau memasang meriam bambu pada Malam Natal dan menembakkannya selama Natal. Kembang api pun menghiasi langit Flores pada perayaan ini.
7. Marbinda di Sumatera Utara
Di Sumatera Utara, Natal dirayakan melalui Marbinda, sebuah tradisi pengorbanan hewan untuk menjaga kekompakan dan kehangatan serta merayakan semangat Natal.
Tradisi ini masih ada pada masyarakat Batak di provinsi tersebut. Orang-orang mengumpulkan uang bersama dan menikmati daging bersama selama Natal.
8. Barapen di Papua
Barapen merupakan ritual kuliner untuk merayakan Natal di Papua. Umat Umat Kristiani berkumpul dan membakar batu untuk memanggang daging babi dan bahan makanan lainnya untuk mengungkapkan rasa syukur, kebahagiaan dan kebersamaan menyambut kelahiran Yesus Kristus.
Beberapa tempat di Papua juga menghiasi batunya dengan ornamen unik dan memutar musik 24 jam saat acara puncak.
RIZKI DEWI AYU
Pilihan Editor: Sebanyak 107,63 juta penduduk Indonesia melakukan perjalanan pada libur Natal dan Tahun Baru
klik disini untuk geItu berita terkini dari Tempo di Google News
Quoted From Many Source