TEMPO.CO, Jakarta – Video amukan angin puting beliung Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyebar melalui media sosial. Video viral merekam kejadian mulai dari pusaran awan hitam sebelum batang awan mencapai permukaan, hingga berbagai dampak angin kencang.
Video-video tersebut antara lain berasal dari kawasan industri, kompleks perumahan, jalan raya. Semuanya menunjuk pada amukan angin yang sangat kencang, lebih dari itu angin topan. Angin mampu merobek dan meruntuhkan atap banyak pabrik serta menyedot banyak material hingga terbang di udara yang dilaluinya.
Salah satu video yang diunggah pemilik akun X, misalnya, memperlihatkan situasi mencekam di jalan raya. Pemilik video yang berada di dalam kendaraan itu merekam pohon-pohon tumbang, tumbang, bahkan terbang di depannya. Ada yang menimpa kendaraannya dan menyebabkan kaca depan retak.
Video lainnya memperlihatkan pemandangan tak kalah mengerikan dari balik jendela kaca pabrik. Video berakhir ketika benda-benda yang terbang di udara mendekat dan menabrak kaca jendela.
Laporan BPBD Jabar menyebutkan, lokasi amukan angin mirip puting beliung itu terjadi di wilayah perbatasan Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, dan Rancaekek, Kabupaten Bandung. BPBD mencatat kejadian tersebut pada Rabu sore mulai pukul 15.30 WIB.
Cuplikan video angin puting beliung pertama Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar
Periklanan
BMKG Bandung menyatakan telah mengeluarkan empat peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat sepanjang Rabu, menjelang adanya angin. Peringatan prakiraan cuaca Stasiun Klimatologi Jawa Barat itu muncul terus menerus mulai pukul 11.30 WIB hingga 16.40 WIB.
Berdasarkan analisis cuaca BMKG, suhu permukaan laut yang relatif hangat di seluruh Indonesia mendukung tambahan pasokan uap air ke beberapa wilayah, termasuk Jawa Barat dan sekitarnya. Kelembapan udaranya relatif basah yakni 45-95 persen.
BMKG juga menemukan adanya sirkulasi siklon di Samudera Hindia sebelah barat Pulau Sumatera. Kondisi ini memicu terbentuknya wilayah titik netral dengan wilayah pertemuan dan perlambatan angin (konvergensi) dan tikungan (garis geser) di sekitar Jawa Barat.
Fenomena ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar zona konvergensi dan tikungan angin. Indeks labilitas dari catatan BMKG masuk dalam kategori tidak stabil sedang hingga tinggi di sebagian wilayah Jawa Barat. Artinya, terdapat potensi peningkatan aktivitas pertumbuhan awan konvektif dalam skala lokal.
Pilihan Editor: Peringatan 50 tahun Casio, meluncurkan jam tangan edisi khusus
Quoted From Many Source