TEMPO.CO, Surabaya – Civitas Akademika Universitas Airlangga (Unair) melontarkan pernyataan bertajuk Mempertahankan Demokrasi, Melindungi Republik. Posisi ini didasari oleh situasi terkini di Indonesia yang mengintimidasi banyak perguruan tinggi.
Acara tersebut atas nama akademisi, keluarga besar dan alumni Unair. Dan 120 orang menandatanganinya. “Demokrasi sedang mengalami permasalahan serius saat ini,” kata koordinator aksi Mochammad Yunus kepada awak media, Senin, 5 Februari 2024.
Sementara itu, Wakil Ketua Profesor Hotman Siahaan mengatakan, pendapat tersebut memuat empat poin. Pertama, mengutuk segala bentuk praktik yang melemahkan demokrasi.
Kedua, mendesak presiden dan pejabat untuk menghormati kebebasan berpendapat dan berekspresi. Ketiga, bersikeras menyelenggarakan pemilu Luber-Jurdil tanpa campur tangan penguasa.
Keempat, mengutuk segala bentuk campur tangan dan intimidasi “untuk kebebasan mimbar akademik perguruan tinggi,” kata Hotman.
Hotman juga menegaskan partainya tidak mengambil langkah politik praktis. Tapi hanya tantangan moral.
Periklanan
“Ada dua orang pelajar yang belum diketahui keberadaannya akibat peristiwa tahun 1998. Yaitu Herman dan Petrus, sehingga kekerasan dari aparat juga pernah kami alami,” ujarnya.
Hotman juga menyatakan, tindakan tersebut bukan mengatasnamakan pihak kampus secara institusi, melainkan para intelektual keluarga besar Unair yang terpanggil untuk melihat situasi dan kondisi negeri ini.
“Tidak masalah jika ada yang bilang tindakan kita tidak representatif kampus,” dia berkata.
Pilihan Editor: Manifesto Unair Kritik Jokowi: Demokrasi Alami Ancaman Serius, Ini 2 Desakan dan 2 Kritiknya
Quoted From Many Source