TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Dubai berencana untuk mengurangi emisi karbon sebesar 50 persen pada tahun 2030. Hal ini merupakan bagian dari keputusan yang dibahas pada KTT perubahan iklim PBB COP28.
Berdasarkan data yang dikumpulkan TempoSebelumnya, Dubai memberanikan diri untuk mengurangi emisi karbon hanya sebesar 30 persen pada tahun 2030. Data ini mengacu pada liputan yang dipublikasikan Reuters pada 6 Februari 2023. Melihat fenomena tersebut berarti UEA berupaya keras untuk mengatasi krisis iklim.
Dubai juga secara terbuka menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon sebesar 50 persen. Hal itu diumumkan Kantor Media resmi Pemerintah Dubai pada Jumat 8 Februari 2023 waktu setempat.
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa rencana tersebut akan mempercepat momentum yang telah dicapai dalam transisi menuju energi hijau selama dekade terakhir, kata Otoritas Media Dubai. ReutersJumat, 8 Desember 2023.
Komitmen untuk mengurangi emisi karbon Dubai sebesar 50 persen juga merupakan langkah baik menuju perbaikan iklim global. Mereka menilai langkah ini mampu mencapai tujuan nihil. “Rencana yang jelas untuk mencapai net zero pada tahun 2050,” kata Otoritas Media Dubai.
Mengenal COP28
Dilaporkan Koran Tempo Edisi Rabu 29 November 2023, COP merupakan badan pengambil keputusan tertinggi dalam Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) (UNFCCC). COP pertama kali diadakan pada tahun 1995.
UNFCCC berupaya mencegah semua aktivitas yang mengganggu sistem iklim. Badan ini mengatur strategi agar ekosistem dapat beradaptasi secara alami terhadap perubahan iklim agar berkelanjutan secara ekonomi.
Periklanan
Laporan dari Cop28.com, COP beranggotakan 198 peserta atau 197 negara ditambah Uni Eropa. Angka tersebut berarti hampir seluruh negara di dunia telah meratifikasi konvensi perubahan iklim.
Pertemuan COP28 membahas sejumlah topik perubahan iklim, dengan penekanan terbesar pada dukungan negara-negara di seluruh dunia untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius, membantu masyarakat rentan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim, dan mencapai emisi nol bersih. hingga tahun 2050.
Secara historis, COP telah berperan penting dalam pengambilan keputusan penting bagi dunia, salah satunya adalah COP1 di Berlin pada tahun 1995. COP1 memberikan keputusan agar negara-negara maju dapat berkomitmen untuk membahas pengurangan emisi dan perubahan iklim setidaknya setahun sekali.
Kemudian COP3 di Kyoto pada tahun 1997 menghasilkan Protokol Kyoto. Ketentuan tersebut mengharuskan negara-negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan membangun pasar karbon.
Indonesia juga menjadi tuan rumahnya POLISIyaitu COP13 di Bali pada tahun 2007. Saat itu, hasil pertemuan tersebut melengkapi Protokol Kyoto tentang emisi gas rumah kaca.
Pilihan Redaksi: Daftar Beasiswa LPDP 2024, Pengertian Masa Bakti dan Sanksi Bagi Pelanggar
Selalu update informasi terkini. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram.
Quoted From Many Source