TEMPO.CO, Jakarta – calon presiden atau calon presiden nomor urut 3, Hadiah Pranowo mencontohkan pernyataan Jokowi terkait teguran agar tidak memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak buruk. Pernyataan itu disampaikan Ganjar saat memberikan pernyataan penutup debat capres kelima pada Minggu, 4 Februari 2024.
Sebagai perkenalan, Ganjar mengungkit saat bergabung dalam Tim Kampanye Joko Widodo atau Jokowi pada Pilpres 2019. Saat itu, kata Ganjar, Jokowi mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak memilih calon pemimpin yang memiliki rekam jejak buruk. Seperti tokoh diktator yang mempunyai catatan kelam dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM), pelaku kekerasan bahkan koruptor.
“Beliau mengutus dan mengingatkan kita untuk tidak memilih calon yang memiliki sifat dan rekam jejak diktator dan otoriter. pelanggar hak asasi manusiaDia punya riwayat melakukan kekerasan, dia punya riwayat masalah korupsi,” kata Ganjar saat menutup debat terakhir calon presiden di Jakarta Convention Center, Minggu, 4 Februari 2024.
Lebih lanjut, Ganjar juga menyebut pernyataan Jokowi tersebut menjadi pedoman bagi dirinya dan Mahfud MD sebagai calon wakil presidennya. “Saya sangat setuju dengan apa yang beliau sampaikan. “Kriteria-kriteria ini menjadi pedoman kita semua dalam memilih pemimpin.
Lantas kapan Jokowi melontarkan pernyataan yang dilontarkan Ganjar?
Hal tersebut diutarakan Jokowi saat debat capres perdana Pilpres 2019, Kamis, 17 Januari 2019. Debat yang digelar di Hotel Bidakarta, Jakarta Selatan, membahas isu hukum, korupsi, HAM, dan terorisme.
Dalam debat tersebut, Jokowi diberi kesempatan untuk menyampaikan pernyataan penutup di hadapan calon lainnya, Prabowo Subianto. “Kita tidak mau banyak bicara, kita sudah memahami permasalahan bangsa ini dan kita tahu harus berbuat apa, kita tidak punya mimpi diktator atau otoriter,” kata Jokowi.
Periklanan
Ia juga mengatakan, dirinya dan Ma’ruf Amin tidak memiliki catatan pelanggaran HAM, kekerasan, atau korupsi. “Kita tidak punya catatan melakukan kekerasan, kita tidak punya catatan masalah korupsi, Jokowi-Amin akan pertaruhkan jabatan dan nama baik, kita akan gunakan seluruh kewenangan yang kita miliki untuk memperbaiki bangsa ini,” kata Jokowi seperti dikutip Antaranews.com .
Menurut Senior Research Associate Center for Innovation Policy and Governance (CIPG), Klara Esti, pada kampanye 2019, Jokowi tidak secara spesifik meminta untuk tidak memilih pemimpin diktator yang memiliki rekam jejak pelanggaran HAM, melainkan sebaliknya menyatakan bahwa dia tidak mempunyai peran (menjadi) diktator atau berwibawa.
Dikutip dari antarnews.com, Associate Professor, Data Science Program Monash University Indonesia dan Co-Director Monash Data and Democracy Research Hub, Derry Wijaya mengatakan duo Jokowi – Ma’ruf pada tahun 2019 berjanji akan terus menangani kasus-kasus HAM yang serius. pelanggaran di masa lalu. TKN Jokowi-Ma’ruf juga menyebut pasangan Jokowi-Ma’ruf tidak menanggung beban pelanggaran HAM di masa lalu.
ANANDA RIDHO SULISTYA | ANTARA | FAJAR PEBRIANTO | ANNISA FEBIOLA
Pilihan Editor: Ganjar Sebut Jokowi di Pilpres 2019 dalam Debat Capres: Pilih Pemimpin yang Tak Punya Catatan Buruk, Kritik Siapa?
Quoted From Many Source