Gemetar saat tidur malam: Penyebab, manfaat dan solusinya

TEMPO.CO, Jakarta Pengalaman gemetar saat tidur, terutama saat tidur tidur malam mungkin sebagian besar orang merasakannya saat ini. Namun mengapa fenomena ini sering terjadi? Penyebabnya bisa karena beberapa faktor.

Mengapa Anda gemetar saat tidur?

Berdasarkan Gaya Hidup CNA, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, ritme sirkadian, yaitu jam internal tubuh manusia.

Saat matahari terbenam, ia memerintahkan otak untuk beristirahat sekaligus memicu sel kekebalan tertentu menjadi lebih aktif. Setiap malam, sel-sel ini memindai berbagai bagian tubuh untuk melawan patogen seperti virus dan bakteri.

Di Dr. Diego Hijano, spesialis penyakit menular anak di Rumah Sakit Penelitian Anak St. Jude, sel imun yang aktif dapat menyebabkan iritasi dan peradangan yang pada akhirnya memperburuk gejala pernafasan, terutama pada malam hari.

Hormon tertentu, seperti kortisol, yang mengatur ritme sirkadian, juga berperan. Kadar kortisol paling tinggi di pagi hari, yang membantu menekan peradangan di siang hari. Namun, saat malam tiba dan kadar kortisol menurun, gejala seperti batuk dan pilek bisa muncul kembali.

Penurunan suhu tubuh membantu tidur nyenyak

Ternyata turunnya suhu tubuh saat tidur merupakan respon alami tubuh terhadap kegelapan dan merupakan bagian dari siklus tidur manusia. Suhu tubuh biasanya berkisar antara 36 hingga 39 derajat Celcius, namun turun satu atau dua derajat saat seseorang mengantuk dan seiring larut malam.

Laporan dari Mimpi.co.ukAda penjelasannya bahwa penurunan suhu tubuh ini membantu seseorang untuk tidur nyenyak.

Pengaruh lainnya

Periklanan

Meski menggigil saat tidur dianggap sebagai respons alami terhadap penurunan suhu tubuh, ada faktor lain yang bisa memperburuk kondisi. Salah satunya adalah postnasal drop, yaitu lendir yang terkumpul di bagian belakang tenggorokan saat seseorang berbaring. Hal ini bisa memicu keinginan untuk batuk dan membersihkan saluran pernapasan.

Baca Juga  KOVO mengungkap penayangan V-League, daya tarik utamanya adalah aksi ratu bola voli Korea Kim Yeon-koung

Kondisi lingkungan di kamar tidur, seperti udara kering, juga dapat mengiritasi saluran pernapasan, kata Dr. Juan Chiriboga-Hurtado, spesialis kedokteran keluarga di Keck Medicine di University of Southern California. Ketidaknyamanan ini sulit diabaikan pada malam hari karena kurangnya gangguan di sekitar, yang biasanya baik untuk tidur.

Solusi dan penanganannya

Untuk mengatasi batuk di malam hari, terutama batuk akibat pilek, disarankan untuk memperbanyak minum cairan di siang hari agar lendir tetap encer dan meminimalisir pilek saat berbaring. Menggunakan humidifier di malam hari juga dapat membantu menjaga kelembapan saluran hidung.

Pentingnya istirahat yang berkualitas tidak bisa dilebih-lebihkan dan mengatasi gangguan tidur seperti batuk di malam hari adalah kunci untuk memastikan pemulihan yang cepat. Juan menganjurkan penggunaan suplemen makanan atau obat batuk yang mengandung dekstrometorfan untuk mengurangi keinginan batuk atau guaifenesin untuk mengencerkan lendir.

Jadi meskipun menggigil atau batuk saat tidur malam bisa menjadi suatu tantangan, memahami proses alami tubuh dan menerapkan pengobatan yang tepat dapat membantu seseorang mencapai tidur yang lebih nyenyak dan sehat. Jika gejalanya terus berlanjut atau tidak membaik setelah beberapa minggu, sebaiknya temui dokter untuk memastikan itu bukan masalah medis yang lebih serius.

GAYA HIDUP CNA | SUARA
Pilihan Editor: Mengapa cahaya biru dari perangkat elektronik mengganggu siklus tidur malam hari?



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *