TEMPO.CO, Jakarta – Gunung berapi Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Jumat sore, 16 Februari. Gunung berapi tersebut mengeluarkan kolom letusan sekitar 700 meter dari puncaknya, Mahameru, atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut. Ini adalah letusan kedua pada hari itu.
Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang ini meletus pada pukul 17.20 WIB. Hal tersebut diungkapkan Sigit Rian Alfian, petugas di stasiun pengamatan Semeru DI ANTARA bahwa kolom abu vulkanik memiliki intensitas padat dan bergerak ke arah barat laut.
Sigit juga mengatakan, letusan terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 144 detik.
Sekitar satu jam sebelumnya, gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semaru, juga ikut meletus. Namun ketinggian letusan pertama tidak teramati. Letusan pertama terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 127 detik.
Adapun laporan aktivitas kegempaan Gunung Semeru, tercatat 18 kali erupsi gempa pada Jumat antara pukul 12.00 hingga 18.00 dengan amplitudo 10 hingga 23 mm dengan durasi 52 hingga 144 detik.
Gunung berapi yang tingginya 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih dalam status waspada atau level III. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, hingga 13 km dari puncak. Masyarakat dilarang membawa kendaraan dalam jarak 5 km dari kawah/puncak karena rawan bahaya terbakarnya batu.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lahar, dan aliran lahar di sepanjang sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semer, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi bencana alam. lahar di sungai-sungai kecil yang mengalir dari Besuk Kobokan.
DI ANTARA
klik disini dan dapatkan berita terkini dari Tempo di Google News
Quoted From Many Source