Jangan abaikan pembesaran kelenjar getah bening, bisa jadi itu gejala kanker nasofaring

TEMPO.CO, Jakarta – Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Ferucha Moulanda, kata zoom kelenjar limfatik mungkin merupakan gejala kanker nasofaring.

“Publikasi penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 hingga 85 persen pasien sebenarnya mengalami pembesaran kelenjar getah bening,” kata Ferucha kepada Health Dialogue.Kanker nasofaring dan fakta yang perlu anda ketahui’ ditayangkan RSCM di akun Instagram resminya pada Kamis 15 Februari 2024.

Pasalnya, area nasofaring yang terletak di atas area tenggorokan kaya akan pembuluh limfatik atau kelenjar getah bening. Selain itu, kesulitan lain yang sering terjadi adalah gangguan pendengaran pada salah satu telinga, seperti rasa tertutup seperti ada air yang masuk. Pasalnya, tumor mengarah ke saluran Eustachius, yaitu jalur yang menghubungkan telinga dengan nasofaring.

“Keluhan apa lagi? Kalau menyebar lebih jauh, pasti masuk rongga hidung atau rongga hidungnya ada keluhan hidung tersumbat, misalnya di satu sisi atau seperti pilek,” jelasnya.

Menurutnya, gejala tersebut tertukar dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas atau sinusitis. Feruncha mengatakan gejala lainnya adalah penglihatan ganda yang disebabkan oleh tumor yang mempengaruhi dasar tengkorak, di mana terdapat banyak serabut saraf.

“Masalah menelan, suara serak, sesak napas juga bisa terjadi,” imbuhnya.

Masa hidup
Ia menjelaskan, kanker nasofaring merupakan kanker kepala dan leher yang paling banyak terjadi. Di Indonesia, kanker nasofaring menduduki peringkat keempat setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker kulit.

Periklanan

“Mungkin lebih rendah di dunia karena secara geografis mayoritas bersuku. Etnisnya beda-beda, bule cukup jarang,” tuturnya.

dia menjelaskan kanker Penyakit ini tidak hanya menyerang orang lanjut usia, tetapi juga orang dewasa berusia 39-40an, bahkan remaja. Feruncha mengatakan, hal ini menjadi tantangan bagi dokter anak karena anak sulit mengungkapkan gejala yang dialaminya.

Baca Juga  Profil Cindy Fatikasari, Istri Tengku Firmansyah yang Setia Mendampingi Suami Menjadi Tukang Las di Kanada

Dijelaskannya, untuk pengobatan jika masih stadium 1 bisa menggunakan radiasi, namun pada stadium 2 ke atas harus menggunakan kemoterapi. Terapi ini merupakan terapi utama. Ada pula terapi suportif, misalnya dengan memperbaiki pendengaran dan kebersihan mulut.

Dari segi angka harapan hidup, Ferucha mengatakan dengan asumsi pasien disiplin dalam menjalani terapi dan pengobatan, maka pada stadium 1 kemungkinannya 88-90 persen, kemudian stadium 2 72-75 persen, stadium 3 60-65 persen, dan stadium 4. 45-49 persen.

Menurutnya, banyak langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker nasofaring. Mereka yang bekerja di pabrik harus menggunakan alat pelindung diri untuk melindungi diri dari polusi yang dapat mengiritasi nasofaring. Selain itu, menurutnya, makanan sehat, aktivitas fisik, dan pola hidup seimbang juga perlu dilakukan. Ia meyakini aktivitas fisik atau olah raga penting untuk baik fungsi jantung dan pembuluh darah, sehingga jika terjadi kerusakan sel dapat segera diganti dan tidak mencapai tahap pembentukan sel kanker.

Pilihan Editor: Jangan khawatir, keputihan belum tentu disebabkan oleh kanker serviks



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *