TEMPO.CO, Jakarta – Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta membenarkan hingga saat ini belum ada rencana penyaluran Nyamuk ber-Wolbachia mengendalikan demam berdarah dengue karena kasus di daerah ini dapat dikelola dan diprediksi.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty di Gunungkidul mengatakan pada Jumat, 17 November 2023, hingga akhir Oktober 2023, sudah ada 140 warga yang tertular dan satu orang meninggal dunia.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kejadian pada tahun 2022 yang mencapai 449 kasus dengan tiga kematian. Adapun tren kejadian DBD di Gunungkidula pada tahun 2023 cenderung menurun dibandingkan prevalensi tahun-tahun sebelumnya. Sehingga tidak perlu dilakukan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia, kata Dewi, dilansir Antara.
Ia mengatakan, langkahnya bertujuan menyebarkan nyamuk ber-Wolbachia untuk menonaktifkan virus demam berdarah penyebab demam berdarah. Teknik ini sudah diterapkan di beberapa daerah di DIY seperti Bantul dan Sleman.
Namun, dia memastikan belum ada rencana menebar benih nyamuk jenis tersebut di Gunungkidula. “Beberapa tahun lalu, ada cara baru untuk mencegah demam berdarah. “Kami optimis kasus DBD di Gunungkidula bisa dikendalikan dengan metode komunitas,” ujarnya.
Namun, dia meyakinkan upaya pencegahan akan terus dilakukan. Ia tak memungkiri, masyarakat sudah memahami upaya penanggulangannya, seperti rutin menguras tangki air, mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, atau menutup tangki air.
Penyebaran penyakit demam berdarah erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk terus menjaga pola hidup bersih, sehat, dan rajin berolahraga.
“Dengan tetap kuatnya daya tahan tubuh, maka potensi terserang penyakit juga semakin kecil,” ujarnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Zoonosis Dinas Kesehatan Gunungkidul Yuyun Ika Pratiwi mengatakan tren penyakit demam berdarah tahun ini mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari data prevalensi kasus.
Meski demikian, dia mengakui potensi peningkatan kasus sangat mungkin terjadi pada musim hujan. Untuk itu, dia meminta masyarakat terus mewaspadai penyebaran penyakit ini melalui berbagai upaya pencegahan.
“Pencegahannya sangat memerlukan peran serta masyarakat agar outcome-nya bisa lebih optimal,” ujarnya.
Yuyun menambahkan, secara teori, nyamuk cepat berkembang biak pada musim hujan karena media lebih banyak tersedia dibandingkan pada musim kemarau.
Periklanan
Jadi sangat mungkin terjadi potensi peningkatan kasus akibat penyebaran DBD termasuk penyakit musiman, terutama pada musim hujan, ujarnya.
Ada perlawanan di Bali
Sebelumnya, rencana pelepasan 200 juta telur nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia di Denpasar, Bali, yang dijadwalkan pada 13 November 2023, menuai banyak penolakan. Pelepasan ini diumumkan secara informal melalui Instagram oleh Pemda Denpasar sebulan yang lalu. Namun, dampak yang tidak diharapkan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan akan bersifat permanen.
Salah satu upaya pushback adalah pembuatan petisi seperti yang dilakukan Gladiator Nation. Mereka mengajak orang-orang yang peduli terhadap masalah kesehatan dan lingkungan hidup di Bali dan seluruh dunia untuk bergabung dalam petisi tersebut.
Ada beberapa alasan. Penyebaran jutaan nyamuk dinilai berdampak besar terhadap pariwisata. Strategi Program Nyamuk Dunia untuk terus membiakkan bakteri Wolbachia pada nyamuk berarti masyarakat Bali dan wisatawan harus bersiap menghadapi ratusan juta gigitan nyamuk lagi.
Nyamuk perlu menerima darah untuk menghasilkan telur. Setiap nyamuk betina menghasilkan 100 telur, tiga kali lipat selama masa dewasanya.
Mereka pun menanyakan siapa yang bertanggung jawab atas pelepasan nyamuk di Bali. Akankah Program Nyamuk Dunia, peneliti, organisasi pendanaan, produsen telur nyamuk, dan universitas riset bertanggung jawab jika terjadi kesalahan atau dampak negatif pada program? Belum lagi penyakit dan kerusakan yang ditimbulkan hampir tidak mungkin dilacak.
Keberatan lainnya adalah fakta meningkatnya ancaman demam berdarah di Indonesia Srilanka setelah melepaskan nyamuk. Terjadi peningkatan jentik nyamuk sehingga kasus demam berdarah meningkat dua kali lipat sejak pelepasan nyamuk secara massal pada tahun 2021. Ini mengikuti dari informasi yang diterima. Tempo.
Pilihan Editor: Jokowi menunjukkan Universitas Georgetown masuk Indonesia, kata Kementerian Pendidikan
Selalu update informasi terkini. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Pertama, Anda perlu menginstal aplikasi Telegram.
Quoted From Many Source