Mahasiswa Bekasi-Karawang yang kecewa demokrasi dirusak, berdemonstrasi dan membakar foto Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta – Aliansi Mahasiswa Bekasi-Karawang berdemonstrasi di Jalan Cut Meutia, depan Universitas Islam 45, Kota Bekasi, Selasa sore, 6 Februari 2024. Aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap sikap Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang dinilai merusak demokrasi pada pemilu 2024.

“Saat ini presiden bukan lagi pejabat publik, presiden hanyalah orang yang mengutamakan satu kelompok keluarga untuk menjalankan kekuasaannya,” kata perwakilan mahasiswa Aditya Syahran kepada wartawan di lokasi kejadian.

Pantauan Tempo di lapangan, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai perguruan tinggi di Bekasi dan Karawang berdemonstrasi dan menutup sebagian Jalan Cut Meutia. Mereka membentangkan spanduk bertuliskan “Jokowi merugikan demokrasi”.

Mahasiswa pun terlihat berorasi mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Jokowi. Peristiwa tersebut juga diwarnai dengan pembakaran ban di tengah jalan. Para mahasiswa juga membakar sejumlah foto Jokowi.

“Ini (pembakaran foto Jokowi) sebagai bentuk kekecewaan teman-teman bahwa Jokowi sudah keluar dari koridor demokrasi yang sehat, ini simbolis untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Jokowi sudah tidak sehat lagi dalam demokrasi,” kata Aditya.

Aditya menambahkan, pihaknya juga kecewa karena Jokowi mendukung calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, yang diduga melakukan pelanggaran HAM pada tahun 1998. Menurut Aditya, Jokowi melanggar etika moralitas berbangsa dan bernegara karena mendukung Prabowo.

Periklanan

“(Jokowi) Abaikan kesejahteraan masyarakat, ini yang paling penting, kenapa? Presiden yang tidak netral akan berdampak pada struktur bawah. Kalau presiden tidak netral, menteri tidak netral, kepala daerah tidak netral. tidak netral,” imbuhnya. kata Aditya.

Harapan siswa Jokowi kembali ke demokrasi yang baik. Aditya mengatakan pihaknya berencana akan menggelar aksi unjuk rasa lebih banyak dengan lebih banyak massa.

Baca Juga  3 berita teratas: Indonesia tidak wajib menerima pengungsi Rohingya, pasukan penjaga perdamaian Indonesia untuk tetap di Lebanon

“Ke depan akan ada langkah-langkah lebih lanjut, kalau gerakan kita tidak direspon oleh Jokowi, kita akan terus bergerak, kita perbanyak jumlahnya dan pastikan konsistensinya, kita pertahankan sampai demokrasi kita terwujud sebaik mungkin,” kata Aditya.

Pilihan Editor: Polisi Sendiri Hentikan Penyidikan Kasus Butet Kartaredjasa Usai Sita Kasus dan Periksa 5 Relawan Jokowi



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *