TEMPO.CO, Jakarta – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar-Mahfudmelakukan kampanye spektakuler yang disebut Perayaan rakyat banyuwangi di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron di Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 8 Februari 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawatt Soekarnoputri pun turut meramaikan acara tersebut. Sejumlah momen menarik terkait dengan kehadiran presiden kelima RI tersebut. Apa pun?
1. Membawa kertas yang berisi undang-undang pemilu
Berbicara di hadapan ribuan orang, Megawati membawa secarik kertas. Megawati mengatakan surat kabar itu memuat pasal-pasal undang-undang pemilu.
Namun Megawati tidak membaca keseluruhan isi makalah tersebut. “Saya akan membacanya panjang lebar nanti. Biarkan saya mencari tahu sendiri. “Namun yang penting pejabat senior presiden, menteri, dan pejabat lainnya tidak boleh menggunakan fasilitas negara (saat pemilu),” kata Megawati.
Megawati mengaku membawa surat kabar yang memuat undang-undang pemilu agar masyarakat tidak mengira dirinya berbohong. “Agar ibu tidak mengira dia mengidap abolus. Ada aturannya, jadi saya mengungkitnya. Jadi tidak bohong,” ujarnya.
Kemudian Megawati meminta kepada mahasiswa yang ada di sana untuk mencari dan membaca undang-undang pemilu. “Bacalah undang-undang tersebut untuk menyampaikan kepada yang belum mengetahuinya,” kata Megawati.
Menurut Megawati, pemilu merupakan upaya mencari pemimpin yang mumpuni. Ia mengimbau masyarakat memilih tidak hanya berdasarkan penampilan atau ketampanan. “Jangan tertarik dengan penampilan, tapi cerdas, beretika, bermoral dan mencintai seluruh rakyat Indonesia yang akan dipimpinnya,” ujarnya.
2. Ajak masyarakat Banyuwangi untuk menjaga demokrasi
Megawati mengimbau massa yang hadir tidak perlu takut untuk menjaga iklim demokrasi. Dia meminta masyarakat Banyuwangi tetap menjaga hak pilihnya tanpa adanya intimidasi.
Periklanan
“Jangan khawatir, kami semua di sini untuk membela orang-orang yang dianiaya dan diintimidasi. Anda semua berhak memilih,” jelasnya.
Megawati juga menyinggung amanat Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 7 Tahun 2017 agar presiden dan menteri tidak menggunakan fasilitas negara untuk berkampanye.
Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang tetap setia memeriahkan acara meski diguyur hujan. “Hujan ini adalah berkah dari Allah SWT yang memberikan kita berkah bahwa kebenaran pasti benar, Satyam Eva Jayate!” seru Megawati.
3. Kekacauan saat Megawati berpidato
Saat Megawati menyampaikan pidatonya, terjadi kericuhan di kalangan pemuda. Berdasarkan pelacakan Tempo, kekacauan pun terjadi di depan kiri panggung utama. Saat itu, beberapa pemuda berkaos hitam tampak saling berdesak-desakan.
Massa berjaket hijau terlihat membubarkan perselisihan. Setelah itu, beberapa pemuda lainnya pun menghampiri titik kekacauan dan menyeret paksa pemuda berkemeja hitam tersebut menuju pintu keluar di samping tenda tamu VIP.
Ketua DPP PDIP Puan Maharani tampak berbisik-bisik kepada Megawati saat kejadian itu terjadi. Namun Megawati tidak menggubrisnya dan melanjutkan pidatonya. Pertengkaran itu berlangsung sekitar dua menit. Mereka yang diduga ikut serta terlihat diseret dan didorong keluar arena. Kemudian aksi berlanjut.
ADIL AL HASAN
Pilihan Editor: Jokowi membawa selembar kertas besar dan menjelaskan bahwa presiden bisa memihak: Jangan pernah mengartikan hal ini
Quoted From Many Source