Panen melimpah di beberapa sentra persawahan dibayangi oleh potensi cuaca ekstrem

TEMPO.CO, Jakarta – Waktu koleksi di beberapa sentra persawahan diteduhi cuaca ekstrim karena bertepatan dengan peralihan musim hujan ke musim atau musim kemarau transisi pada bulan Maret hingga April 2024.

Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan beberapa wilayah di sentra produksi padi akan mulai memasuki panen raya pada Maret dan April 2024. Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ismail Wahab mengatakan, wilayah Ngawi, Jawa Timur, termasuk salah satu wilayah yang siap panen.

Produksi padi pada bulan April juga diprediksi lebih tinggi dibandingkan bulan Maret. Misalnya saja di Jawa Timur, panen padi pada Maret 2024 diperkirakan mencapai 239 ribu hektare. Sedangkan pada April 2024, panen padi seluas 300 ribu hektare.

“Salah satunya di Jatim, seperti Ngawi yang sudah mulai memasuki musim panen dan siap berproduksi. Ngawi juga memperkirakan lahan padi akan dipanen pada Maret ini seluas 18 ribu hektare. Ini membuktikan kemampuan produksi padi. , kata Ismail melalui keterangan tertulis, Selasa, 27 Februari 2024.

Ia pun memastikan kelangkaan beras tidak akan terulang kembali saat panen raya dimulai. Diperkirakan produksi beras pada Januari hingga Maret 2024 mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

Pada Januari 2024, produksi beras diproyeksikan mencapai 1,6 juta ton gabah kering giling (GKG). Pada Februari 2024, produksi padi diperkirakan sekitar 2,4 juta ton GKG. Sedangkan pada Maret 2024, produksi beras diproyeksikan mencapai 6,1 juta ton GKG.

“Sehingga ketersediaan beras bisa terjaga dan saat ini kita sedang memasuki musim panen di beberapa daerah. Perkiraannya bulan Maret produksi beras sekitar 3,51 juta ton dan akan lebih banyak lagi di bulan April,” ujarnya.

Baca Juga  Lalu lintas Tol Mandara Bali kembali normal, kata Jasamarga

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada masa transisi yang diperkirakan berlangsung antara Maret hingga April 2024.

Periklanan

“Pada masa transisi, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan prediksi dini terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dalam waktu singkat yang dapat disertai petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan hujan es,” kata Kepala Dinas. BMKG. , Dwikorita Karnawati, melalui keterangan tertulis, Minggu 25 Februari 2024.

Dwikorita mengatakan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, diketahui saat ini puncak musim hujan telah berlalu di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan. Hal itu, kata dia, menandakan wilayah tersebut mulai memasuki musim pancaroba pada Maret hingga April.

Dwikorita menjelaskan, salah satu ciri masa peralihan adalah pola hujan yang biasanya terjadi pada sore hingga larut malam, didahului udara hangat dan panas pada pagi hingga siang hari. Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari relatif besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam jangka waktu pendek. Jika kondisi atmosfer menjadi tidak stabil/tidak stabil maka potensi terbentuknya awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan semakin meningkat.

“Awan CB erat kaitannya dengan potensi petir, angin kencang, angin puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti kembang kol, warnanya keabu-abuan dengan pinggiran bening, ujarnya.

“Curah hujan yang tinggi menjadi salah satu pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor. Oleh karena itu, masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor juga diimbau untuk berhati-hati dan berhati-hati,” imbuhnya.

Baca Juga  3 teratas dunia: India tidak akan menerima tuduhan xenofobia Biden sampai ada gencatan senjata di Gaza

Selalu pembaruan informasi terakhir. Mendengarkan Berita yang luar biasa dan berita pilihan dari Tempo.co di saluran Telegram “Update Tempo.co”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate bergabung. Kamu harus –Instalasi Pertama, aplikasi Telegram.



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *