TEMPO.CO, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meminta sekitar Rp9 triliun untuk pengadaan rangkaian kereta KRL pinggiran kota yang dijadwalkan beroperasi tahun depan.
Vice President Corporate Secretary Anne Purba mengatakan pendanaan tersebut akan mencakup pengadaan KRL yang diproduksi dan dipasang oleh PT INKA serta kit KRL baru dari Tiongkok.
Pendanaan akan berasal dari pinjaman KAI Commuter, pinjaman pemegang saham PT KAI dan bantuan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN). “Kami mengajukan pinjaman dari KAI Commuter sebesar Rp 3,5 triliun, kami juga memiliki pinjaman pemegang saham dari KAI sebesar Rp 800 miliar, dan sisanya dari PMN sekitar Rp 5 hingga 5,5 triliun,” kata Anne saat pers. konferensi pada hari Selasa.
Anne menjelaskan, anggaran tersebut akan digunakan untuk membiayai 16 rangkaian kereta KRL baru yang saat ini diproduksi oleh PT IKNA, 19 rangkaian kereta KRL retrofit oleh PT INKA, dan 3 rangkaian kereta KRL impor dari China. Direncanakan juga akan ditambah 8 rangkaian kereta baru. “Anggaran akan terus berubah [based on] menunya,” katanya.
Agenda pengadaan tersebut untuk memfasilitasi peningkatan jumlah penumpang yang mencapai satu juta per hari. Pemerintah, lanjutnya, menargetkan kapasitas KRL sebanyak dua juta penumpang pada tahun 2025 dapat memerangi polusi udara dan mengurangi kemacetan lalu lintas.
Sebelumnya, PT KCI menandatangani perjanjian transaksi pembelian 3 set kereta KRL dari CRRC Sifang Co., Ltd pada 31 Januari di Beijing, China senilai Rp783 miliar.
DEFARA DHANYA PARAMITHA
Pilihan Editor: Bawaslu akan melakukan patroli pada masa cooldown untuk mencegah politik uang
klik disini memperoleh berita terkini Tempo di Google News
Quoted From Many Source