TEMPO.CO, Jakarta – sekretaris bisnis PT Kereta Komuter Indonesia (KCI) Anne Purba menegaskan, pihaknya tidak berencana menaikkan tarif kereta listrik atau KRL hingga akhir tahun ini. “Belum ada (rencana kenaikan tarif) hingga tahun ini,” ujarnya, Senin, 6 November 2023 di kantor KCI, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat.
Namun, kata Anne, KCI telah melakukan survei mengenai kemampuan masyarakat membayar kenaikan tarif tiket. Akibatnya, hingga saat ini belum ada indikasi kenaikan tarif. Karena (kenaikan) tarif ini sesuai dengan peraturan yang ada di Kementerian Perhubungan saat ini, kata Anne.
Akhir tahun lalu ramai dibicarakan soal kenaikan tarif perjalanan KRL. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal saat itu mengatakan pihaknya masih mengkaji rencana tersebut dan belum bisa menjelaskan secara gamblang. “Kami masih mengkaji (soal kenaikan tarif KRL) dan menunggu tanggal pelaksanaannya,” ujarnya, Senin, 26 Desember 2022, di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menambahkan, pihaknya sudah melakukan survei pada awal tahun 2022. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan masih belum melakukan kajian lebih lanjut terkait rencana kenaikan tarif KRL dalam situasi saat ini. .
“Itulah situasinya tuntutan itu tinggi, ya. Keuntungan mulai menurun. Sedangkan untuk mobilitas masyarakat cukup berbeda. “Kita harus mempelajarinya,” kata Adita.
Melihat kondisi tersebut, dia menekankan perlunya kajian baru untuk mengetahui bagaimana reaksi masyarakat terhadap tarif baru kereta api kota. “Dulu itu menunjukkan orang hanya ingin, itulah gunanya kekayaan. “Tapi tentunya akan kami lakukan kajian lagi,” kata Adita.
Saat ini tarif KRL untuk jarak 25 kilometer adalah Rp 3.000. Tarifnya rencananya naik Rp2.000 hingga 5.000. Tarif KRL lanjutan 10 kilometer berikutnya tetap Rp 1.000.
Namun rencana itu ditolak anggota DPR RI Suryadi Jaya Purnama. Ia menilai kenaikan tarif tidak tepat mengingat masyarakat masih berusaha pulih dari pandemi Covid-19.
Periklanan
Rencana kenaikan tarif dasar KRL harus kita tolak karena sangat memberatkan masyarakat, ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 16 Desember 2022. Lebih lanjut, Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengatakan akan ada kebijakan kenaikan tarif dasar KRL. krisis pada tahun 2023. Sebab, kenaikan KRL travel akan menambah beban perusahaan.
Suryadi juga mencontohkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 masih sangat tinggi yakni mencapai 26,16 juta jiwa atau 9,54 persen dari total penduduk Indonesia. Selain itu, inflasi yang terjadi secara global juga meningkatkan harga bahan-bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat.
Selain itu, dia mengatakan KRL masih padat atau padat penumpang melebihi kapasitas pada jam sibuk. Kondisi ini membuat pengguna KRL tidak bisa merasakan kenyamanan seutuhnya. “Dan tentunya karena kemacetan, seharusnya KRL Commuter Line bisa meraup keuntungan yang cukup besar tanpa harus menaikkan tarif KRL,” ujarnya.
Sementara dari sisi keuangan, ia mencatat Kementerian Perhubungan telah menggelontorkan dana lebih dari Rp 3,2 triliun untuk mensubsidi pengguna kereta api pada tahun 2022. Selain itu, dana modal negara atau PMN juga telah diberikan masing-masing kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero). . PT KAI sebesar Rp 6,9 triliun pada akhir tahun 2021. Pada tahun ini juga, PT KAI mendapat PMN sebesar Rp 3,2 triliun.
Menurut Suryadi, PT KCI juga harus memanfaatkan dana PMN sebagai anak perusahaan PT KAI yang mengelola KRL.
Pilihan Redaksi: PT KCI: Impor rangkaian KRL dalam proses, target operasional 2024
Quoted From Many Source