TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Dalam Negeri Masker sedang menyiapkan rancangan undang-undang yang menjadikannya wajib orang asing yang memasuki negaranya untuk menandatangani “perjanjian loyalitas”.
Aturan-aturan ini melarang mereka mengkritik kebijakan resmi Rusia, mendiskreditkan sejarah militer Soviet, atau melanggar nilai-nilai tradisional keluarga.
Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk melindungi “kepentingan nasional” Rusia, lapor kantor berita negara TASSmengutip dokumen tertanggal Rabu 29 November 2023.
Orang asing yang memasuki Rusia dilarang “mencampuri kegiatan badan publik Federasi Rusia dan dalam bentuk apa pun mendiskreditkan kebijakan luar negeri dan dalam negeri Federasi Rusia, badan publik, dan perwakilannya.”
akun, menurut laporan TASSjuga diatur bahwa orang asing dilarang meremehkan atau menghasut penolakan terhadap nilai-nilai “moral penting” seperti perkawinan sebagai penyatuan laki-laki dan perempuan, keluarga, serta penyebaran propaganda tentang hubungan seksual non-tradisional. .
Secara khusus, orang asing dilarang “memutarbalikkan kebenaran sejarah tentang pencapaian rakyat Soviet dalam membela tanah air dan kontribusi mereka terhadap kemenangan atas fasisme.”
TASS RUU ini tidak merinci konsekuensi bagi warga negara asing jika melanggar kesepakatan dalam RUU tersebut.
Periklanan
Agar rancangan undang-undang menjadi undang-undang, dokumen tersebut harus diserahkan ke Duma, majelis rendah parlemen Rusia, dan melewati komite dan beberapa pembacaan sebelum dikirim ke Presiden Vladimir Putin untuk ditandatangani.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Rusia telah memberlakukan sejumlah pembatasan terhadap orang asing yang datang dari “negara musuh” – negara yang telah menjatuhkan sanksi kepada mereka karena perang di Ukraina.
Menjelang pemilihan presiden tahun 2024, Putin menggambarkan perang tersebut sebagai bagian dari perjuangan eksistensial melawan Barat dan mengatakan dia akan membela peradaban “suci” Rusia dari apa yang disebutnya dekadensi Barat.
Pilihan Editor: Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Rusia dalam daftar agen asing
Reuters
Quoted From Many Source