TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan, ada berbagai permasalahan yang membuat pemberantasan penyakit tersebut sulit dilakukan. demam berdarah antar komunitas. “Tantangan pemberantasan penyakit demam berdarah semakin sulit karena tingginya pertumbuhan penduduk dan mobilitas, masifnya pembangunan serta tantangan terkait perubahan iklim,” ujarnya dalam keterangan pers yang diperoleh Tempo, 12 November 2023.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap menghadapi peningkatan penyebaran penyakit virus seperti demam berdarah, Zika, dan chikungunya akibat fenomena cuaca El Nino.
El Nino, pemanasan suhu air permukaan di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah, resmi kembali terjadi setelah tiga tahun pola iklim La Nina. Fenomena ini kemungkinan besar akan menyebabkan cuaca ekstrem pada akhir tahun ini, mulai dari siklon tropis yang mengarah ke kepulauan Pasifik yang rentan, hujan lebat di Amerika Selatan, hingga kekeringan di Australia dan sebagian Asia.
“WHO bersiap menghadapi kemungkinan besar bahwa tahun 2023 dan 2024 akan ditandai dengan peristiwa El Nino, yang dapat meningkatkan penularan demam berdarah dan arbovirus lainnya seperti Zika dan chikungunya,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom. Ghebreyesus pada Rabu 21 Juni 2023.
Tedros juga memperingatkan bahwa perubahan iklim memicu perkembangbiakan nyamuk, dan kejadian demam berdarah telah melonjak dalam beberapa dekade terakhir, khususnya di Amerika. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dengan gejala demam, sakit mata, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan kelelahan.
Ngabila mengatakan, di DKI Jakarta, Pemprov terus mendukung pelaksanaan program Jumantik. Jumantik yang merupakan singkatan dari Larval Monitoring Officer merupakan petugas lingkungan khusus yang secara sukarela bertanggung jawab memantau jentik nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti di wilayahnya.
Program ini mempunyai peran yang cukup besar dalam memberantas sarang nyamuk penyebab demam berdarah, mengingat upaya pencegahan penyakit tersebut masih belum maksimal. demam berdarah dilakukan oleh perusahaan. “Kami juga berharap para kader mampu mengedukasi masyarakat mengenai pola hidup bersih dan sehat. Serta mensosialisasikan upaya preventif untuk memutus rantai kehidupan jentik nyamuk demam berdarah,” kata Ngabila.
Selain memberantas sarang nyamuk melalui program Jumantik, pencegahan juga dapat dilakukan melalui vaksinasi. Dokter spesialis anak IDAI Jakarta Selatan, Attila Dewanti mengatakan, vaksinasi demam berdarah direkomendasikan oleh asosiasi medis untuk mencegah demam berdarah. “Organisasi kedokteran di Indonesia, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), merekomendasikan pemberian vaksin demam berdarah kepada anak-anak dan orang dewasa. “Vaksin secara klinis dapat mencegah keparahan demam berdarah dengan profil keamanan yang baik. Saat ini, vaksinasi demam berdarah dapat diberikan kepada seluruh anggota keluarga yang berusia 6 hingga 45 tahun, berdasarkan rekomendasi dokter,” kata Atilla.
Periklanan
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 143.266 kasus DBD dengan 1.236 kematian pada tahun 2022. Jumlah kasus DBD ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebanyak 95.895 kasus. Sebanyak 36,10 persen pasien berada pada kelompok produktif berusia 15-44 tahun.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sejak awal tahun 2023 hingga minggu ke-33 tahun ini, terdapat 57.884 kasus DBD atau 21,06 kasus per 100.000 penduduk dengan jumlah kematian sebanyak 422 orang. Kasus DBD/DBD dilaporkan di 462 kabupaten/kota di 34 provinsi, sedangkan kematian akibat DBD terjadi di 177 kabupaten/kota di 32 provinsi. Pada anak-anak, demam berdarah merupakan penyebab kematian nomor enam.
Hal ini menjadikan kasus demam berdarah dengue menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat ini. Sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk terus menerapkan pencegahan DBD secara komprehensif.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-59, Kementerian Kesehatan dan Takeda memperkenalkan Kader Jumantik di wilayah Jakarta untuk meningkatkan partisipasi atau pemberdayaan masyarakat dalam acara bertajuk Aksi Bersama Cegah DBD dengan #Ayo3mplusVaksinDBD bersama Kader Jumantik. Acara ini diadakan di Jakarta Convention Center di Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian acara pameran Inovasi dan Teknologi Kesehatan dalam Transformasi Kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan pada 9-11 November 2023.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Iriani Samad mengatakan acara tersebut merupakan bagian dari program pemerintah pengendalian DBD yang dituangkan dalam Strategi Nasional Pengendalian DBD 2021-2025. “Pencegahan DBD memerlukan keterlibatan multipihak, termasuk kolaborasi antara pemerintah dan sektor publik dan swasta,” kata Iriani.
Direktur Utama, PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam pencegahan demam berdarah yang dituangkan dalam Strategi Nasional Pengobatan Demam Berdarah 2021-2025 dan berupaya untuk terus memperkuat kemitraan publik-swasta seperti tenaga kependidikan Jumantik. “Kami juga salah satu pendiri KOBAR (Koalisi Gabungan) Melawan Demam Berdarah sebagai inovator sekaligus pelaksana kampanye komunitas #Ayo3mplusVaksinDBD bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mencapai nihil angka kematian akibat DBD pada tahun 2030,” ujarnya. Andreas.
Pilihan Editor: Cara kerja Wolbachia untuk mencegah demam berdarah
Quoted From Many Source