TEMPO.CO, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi di pertukaran karbon mencapai Rp 31,36 miliar pada 16 Februari 2024. Direktur Jenderal Pengawasan Pasar Modal, Pengawasan Keuangan dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan jumlah tersebut merupakan total sejak diluncurkan pada 26 September 2023.
“Empat puluh delapan pengguna jasa dengan total volume 501.910t CO2e dan nilai akumulasi Rp31,36 miliar telah mendapat izin,” kata Inarno dalam konferensi pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2024 di The St. Regis, Jakarta, Selasa. , 20 Februari 2024.
Rinciannya, kata Inarno, di pasar reguler 31,39 persen, pasar negosiasi 9,69 persen, dan pasar lelang 58,92 persen.
“Potensi pasar saham di masa depan karbon “Masih sangat besar mengingat 3.418 pendaftar yang tercatat di Sistem Registrasi Nasional Perubahan Iklim (SRN PPI) dan tingginya potensi unit karbon yang ditawarkan,” ujarnya.
Peluncuran pertukaran karbon merupakan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca atau emisi nol bersih pada tahun 2060. Tujuan lainnya adalah mendukung transisi energi dan mengendalikan perubahan iklim.
Periklanan
Sekadar informasi, pertukaran karbon dirancang untuk mengatur perdagangan tunjangan emisi karbon dan mencatat kepemilikan unit karbon sesuai mekanisme pasar. Singkatnya, pertukaran karbon adalah sistem perdagangan dimana tunjangan emisi diperjualbelikan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Satu kredit karbon yang dapat diperdagangkan sama dengan pengurangan emisi sebesar satu ton karbon dioksida. Ketika kredit karbon digunakan untuk mengurangi, menghemat, atau menghindari emisi, kredit tersebut menjadi pengganti dan tidak lagi dapat diperdagangkan.
DEFARA DHANYA | RIZKI DEWI AYU
Pilihan EditorOJK optimis pertukaran karbon tumbuh di 2024, ini faktor utamanya
Quoted From Many Source